Biografi Lengkap Dr. Radjiman Wedyodiningrat | Pikiran Sejarah
Home » » Biografi Lengkap Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Biografi Lengkap Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Posted by Unknown
Pikiran Sejarah, Updated at: 10:32 PM

Dalam kesempatan ini, Pikiran Sejarah akan menjelaskan tentang biografi dari seorang dokter hebat yang merupakan tokoh pergerakan nasional. Sosok yang akan kita bahas adalah K.R.T Dr. Radjiman Wedyodiningrat, seorang dokter yang merupakan penggagas kemerdekaan Indonesia yang sekarang namanya merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia. Dr Radjiman Wedyoningrat dilahirkan di Yogyakarta, 21 April 1879, dia lahir dari keluarga biasa. Ayahnya seorang penjaga toko di Yogyakarta yang bernama Ki Sutrodono dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang berdarah Gorontalo. Semasa kecil dia sangat berbakat, terlihat dari kecerdasannya dan ambisinya dalam menempuh pendidikan. Dia memperoleh gelar K.R.T (Kanjeng Raden Tumenggung) dari kasultanan Yogyakarta karena jasanya telah bekerja di rumah sakit Yogyakarta pada masa Hindia-Belanda. 
Gambar dr. Radjiman Wedyodiningrat diambil via: www.kompasiana.com
Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa, semasa kecil dia pernah belajar dari mendengarkan di bilik jendela SD, ia menginginkan untuk bersekolah pada saat itu, namun terhambat karena dia merupakan anak seorang pribumi, pada masa itu Belanda membatasi pendidikan pada kaum pribumi, dan hanya seorang keturunan bangsawan sajayang dapat memperoleh pendidikan. Aksi mengintip dr. Radjiman akhirnya diketahui oleh seorang guru Belanda, dan karena kasihan dia memperbolehkan Radjiman masuk kelas dan mendengarkannya. Radjiman sudah kehilangan orang tuanya di masa kecilnya. Tetapi, karena keprihatinannya dan melihat bakat dan cita - cita tinggi yang tetanam pada dirinya, maka Dr Wahidin Soehirohoesodo mengangkat sebagai anaknya dan membiayai pendidikannya untuk menyekolahkan pemuda berbakat tersebut ke pendidikan yang lebih tinggi. Dia lalu disekolahkan di STOVIA (Pendidikan Dokter Bumiputera Pada masa Hindia- Belanda) dan lulus dengan gelar "Dokter Jiwa" pada tahun 1898. Kemudian dia menempuh karirnya sebagai dokter jiwa di Banyumas, Madiun, Purworejo, dan Semarang selama beberapa tahun. Selepas itu, maka dia memutuskan untuk meneruskan pendidikannya dan menjadi asisten di STOVIA dan lulus sebagai Indisch Arts

Kemudian dia bekerja di rumah sakit di Sragen, dan menjadi asisten Dokter Kasunanan Surakarta, dan juga menjadi seorang dokter jiwa di Lawang Jawa Timur, dan namanya dijadikan sebagai nama rumah sakit tersebut dengan nama RSJ Radjiman Widiodiningrat. Pada tahn1909 kemudian dia melanjutkan pendidikan dokternya ke negeri Belanda. Dia lulus dengan hasil memuaskan dan dia dipercaya menjadi dokter untuk mengkhitan putra - putra susuhunan Surakarta. Dia kemudian menjadi Dokter di Istana Kasunanan Surakarta pada tahun 1911. Kedudukan dokternya menjadi setara dengan dokter - dokter lulusan Belanda. Hal itu merupakan sesuatu yang sulit untuk di capai oleh seorang anak pribumi seperti dirinya. Selain di Belanda dia juga melanjutkan opendidikannya di Prancis dan Jerman. Selain ahli jiwa dia juga merupakan ahli bersalin, ahli penyakit kandungan. 

Dia kemudian kembali aktif berpolitik dan bergabung dengan Boedi Utomo dan menjabat sebagai ketua selama setahun pada periode 1914-1915. Dia mewakili organisasi tersebut hingga tahun 1931 di Volkskraad (Dewan Rakyat Masa Hindia Belanda). Dia memilkiki peranan yang besar dalam kemerdekaan Indonesia. Dia menjadi ketua BPUPKI (Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada jaman penjajahan Jepang. Dia juga sempat menanyakan kepada Soekarno tentang ideologi bangsa Indonesia setelah merdeka dan kemudian dijawab oleh soekarno dengan tegas yaitu "Pancasila". Hal tersebut berdasarkan uraian buku pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama di tahun1948 di desa Dirgo, Ngawi tahun 1948. 

Dia sebagian besar menghabiskan waktunya di desa Dirgo, Kecamatan Wedodaaren Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Dia memutuskan menetap disana karena keprihatinan melihat warga Ngawi terserang penyakit pes. Saat itu juga dia mengabdikan sebagaidokter ahli penyakit pes. Disana dia memiliki peranan besar, jiwa sosialnya tinggi. Disana dia menolong masyarakat yang membutuhkan. Di Ngawi, dr. Radjiman menularkan ilmunya kepada anak - anak yang membutuhkan. Karena disana mereka tidak bisa mengenyam pendidikan karena kekurangan biaya. Kemudian dia juga mendirikan sekolah dasar, dan jejaknya masih ada hingga sekarang, yaitu SD Negeri 3, 4, 5 Kauman  Dia sangat peduli dengan kesehatan masyarakat, dia juga menularkan ilmu ahli kandungannya dengan memberdayakan dukun beranak untuk mencegah kematian ibu saat bersalin. Oleh karena itu, dia memiliki andil yang besar menolong masyarakat pribumi yang kekurangan.

Pada tanggal 20 September 1952 dia menghembuskan nafas terakhirnya di desa Dirgo, Kabupaten Ngawi. Dan jenazahnya dikebumikan di tanah kelahirannya Yogyakarta di Desa Melati, Sleman Yogyakarta. Makamnya bedekatan dengan ayah angkatnya yaitu dr. Wahidin Soedirohoesodo. Demikian penjelasan dari penulis mengenai riwayat hidup tokoh pahlawan nasional kita. 

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Copyright © 2015 Pikiran Sejarah. All Rights Reserved
Template By Johny Wuss Design by CB Blogger