Dokter Cipto Mangunkusumo, Sang Dokter Revolusioner | Pikiran Sejarah
Home » » Dokter Cipto Mangunkusumo, Sang Dokter Revolusioner

Dokter Cipto Mangunkusumo, Sang Dokter Revolusioner

Posted by Unknown
Pikiran Sejarah, Updated at: 1:44 AM

Dokter Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu sosok pahlawan pada masa pergerakan nasional yang terkenal di dalam sejarah Indonesia. Beliau dilahirkan di Desa Pecangakan, Jepara pada tanggal 4 Maret 1886. Menikah dengan keturunan Belanda Marie Vogel tahun 1920. Sebelum bergabung dalam Indiche Partij beliau berprofesi sebagai guru bahasa melayu di Ambarawa, menjadi kepala sekolah dan menjadi pembantu administrasi di Kota Semarang. 


Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo mengenyam pendidikan tinggi di STOVIA I (sekolah dokter yang didirikan Belanda). Selama masa kuliah ia terkenal dengan pribadi yang jujur, berpikiran tajam, kritis dan rajin. Sikap kritis beliau diwujudkan dalam berbagai pidato, opini dan tulisan-tulisannya. Walaupun dia seorang dokter, namun dibidang politiklah yang menjadi panggilannya dalam menunaikan darma baktinya untuk tanah air dan bangsa. Tindakan – tindakannya sangat radikal dan revolusioner.



Dr Cipto Mangunkusumo yang merupakan tokoh pergerakan Indonesia diambil via: pixgood.com
Cita citanya di bidang politik serta ide kenasionalannya ia salurkan melalui seuah partai yang asasnya sesuai benar dengan cita – cita politiknya serta pemikiran kenasionalannya yang bersifat radikal revolusioner itu. Partai tersebut adalah Indische Partij. Bersama dengan Ernest Douwess Dekker, Soewardi Soejaningrat, mereka merupakan tritunggal dengan tindakan – tindakan mereka yang radikal-revolusioner dalam melawan pemerintahan kolonial Belanda. Indische Partij merupakan organisasi partai - partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.

Di samping itu, selain aktif di Komite Bumiputera, ia juga banyak melakukan perjuangan melalui tulisan-tulisan yang nadanya selalu mengkritik pemerintahan Belanda di Indonesia. Salah satu tulisan yang terkenal adalah “als ik Nederlander was” (jika saya seorang Belanda). Tulisan itu membuat dr. Cipto Mangunkusumo diasingkan ke Belanda bersama kedua rekannya pada tahun 1913.Pada bulan Juli 1914, dr. Cipto Mangunkusumo dipulangkan dari negeri Belanda karena iklim yang selalu mengganggu kesehatan badannya. Awalnya tinggal di Semarang lalu pindah ke Solo dan akhirnya pindah lagi ke Bandung. Di Bandung ia dituduh membantu pemberontakan di Banten dan Jakarta sehingga pada 4 Januari 1928, dia ia dibuang ke Banda Neira selama dua belas tahun. Sakit asmanya semakin parah, karena hal tersebut maka ia dipindahkan ke Jakarta. Pada 8 Maret 1943, ia meninggal dunia di Rumah sakit Jang Seng Le. Hingga kini Biografi Dr. Tjipto Mangoenkoesumo sering dicari oleh para masyarakat mengenai kisah hidupnya.

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Copyright © 2015 Pikiran Sejarah. All Rights Reserved
Template By Johny Wuss Design by CB Blogger